Sabtu, 09 November 2024 16:42 WIB

Anak dan Generasi Muda Rentan Terkena Dampak Perubahan Iklim

Senin, 22 April 2024 20:47:08

Oleh: Redaksi | 135 view

Tribuana News

Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampak dari perubahan iklim. Program Director Climate Change and Circular Economy Yayasan Save the Children Indonesia Ari Mochamad mengatakan, dari berbagai bencana yang ada, orangtua akan terkena dampak, dan pengaruhnya akan lebih besar terhadap anak-anak.

“Dalam perubahan iklim, anak-anak jadi garda terdepan yang terdampak perubahan iklim, padahal mereka bukan pelaku,” ujar Ari saat memberikan paparan dalam Festival Energi Terbarukan 2024 yang digelar di Jakarta, Minggu (21/4/2024).

Pada 2023 terdapat sekitar 5.300 bencana di Indonesia seperti longsor, kekeringan, hingga banjir, yang menghancurkan tanaman, ternak, dan perumahan, sehingga menyebabkan orangtua terdampak perubahan iklim.

Anak-anak mendapat dampak lebih besar karena akhirnya tidak dapat bersekolah, yang menyebabkan jangka panjang seperti keluar dari rumah, terpaksa bekerja, dirundung kekerasan, hingga terlibat kriminalitas lainnya. Kendati demikian, Ari menilai banyak data korban bencana ataupun perubahan iklim masih berfokus pada orangtua semata.

“Kalo kita bicara data di rumah sakit, seringkali data yang ada adalah orangtuanya, yang kena (penyakit) pernapasan, padahal di situ adalah anak-anak yang banyak,” papar dia.

Menurut Ari, dalam perlindungan anak, perubahan iklim merupakan isu yang penting dibahas. “Ini isu serius, seharusnya bukan hanya dibicarakan di konferensi setahun sekali, tetapi ini adalah kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.

Dengan partisipasi anak-anak dan generasi muda dalam pembahasan isu perubahan iklim, hal tersebut bisa semakin terlihat dan diperhitungkan. Apalagi, anak muda memiliki banyak potensi dan pengetahuan untuk mengangkat isu perubahan iklim di ruang publik.

“Dengan dampak yang terjadi, ini menjadi kekhawatiran kita. Di sisi lain, potensi anak muda khususnya di Jakarta itu akan menjadi peluang dan digital champion,” ujarnya.

Menurut Ari, dengan fasilitas digital dan sarana prasarana mumpuni di ibu kota, anak-anak muda dapat berpartisipasi aktif dalam isu perubahan iklim.

“Saya pikir anak muda terutama warga Jakarta bisa menjadi percontohan untuk saudara-saudara lainnya, karena kita difasilitasi oleh fasilitas yang cukup bagus. Tapi tidak akan bagus kalau kita hanya (bergerak) sendiri,” ungkap Ari.

Ia juga berpesan agar anak-anak maupun generasi muda bisa memulai dari langkah kecil untuk memerangi perubahan iklim. Seperti menggunakan transportasi umum, mematikan lampu saat tidak digunakan, hingga mengurangi penggunaan plastik. Anak-anak muda bisa terlibat dengan bergabung agenda diskusi, konferensi, ataupun seminar dan aktif berpendapat. Kemudian, bantu sebarkan informasi itu kepada masyarakat luas.

“Anak-anak muda harus merebut perbincangan publik. Harus bisa menuju para pembuat kebijakan. Rebut area publik, jangan nunggu diundang, sekarang harus inisiatif. Dengarkan, buka telinga selebar-lebarnya,” pungkas Ari. (TIM)

Komentar Anda

BACA JUGA