Tribuana News
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mencermati isu kesetaraan gender yang berkembang dalam bidang pendidikan. Isu tersebut dibahas lewat diskusi interaktif yang bekerja sama dengan Pusat Studi Gender dan Anak Indonesia pada tanggal 12 Juli 2024.
Selain isu gender, diskusi interaktif yang digelar di Aula Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tersebut turut membahas isu tentang mewujudkan pendidikan ramah anak. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kairo, Abdul Muta'ali, selaku pembicara kunci mengatakan bahwa Mesir khususnya di Universitas Al-Azhar Kairo telah berhasil mengkampanyekan gerakan kesetaraan gender secara berkelanjutan.
“Di Universitas Al-Azhar, secara berkelanjutan terus digalakkan diskusi mengenai kesetaraan gender, kerununan, toleransi, dan moderasi beragama (wasathiyyatul Islam). Selain itu, formulasi implementasi dalam hal menciptakan pendidikan ramah anak juga terus disusun,” ucap Muta'ali.
Selanjutnya, diskusi juga menghadirkan pembicara utama, Penasehat Grand Syeikh Al-Azhar, Dekan Fakultas Sains Islam, yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Pengembangan Pembelajaran Mahasiswa Asing, Nahla S. Al-Saidy.
Nahla mengungkapkan bahwa Indonesia cukup berhasil dalam gerakan pemberdayaan perempuan. Selain itu, diperlukan komunikasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan global yang menangani isu tersebut, sehingga di masa mendatang tidak ada perempuan di Indonesia yang tertinggal di bidang pendidikan, sosial maupun budaya.
Sebagai informasi, Pusat Studi Gender dan Anak Indonesia mendaulat Penasehat Grand Syeikh Al-Azhar sebagai Pembina. Diharapkan di masa mendatang dapat terus dijalin kerja sama secara intensi dengan Universitas Al-Azhar Kairo.
Sumber : kemdikbud.go.id
Diunggah : d.y.w.