Tribuana News
Shafira Noreenaida, siswa SMA Negeri 3 yang tergabung dalam ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR), menghasilkan projek ilmiah berjudul Robot Edukasi (Robed) Pendukung E-Learning Metode Pembelajaran Matematika. Capaian tersebut menuntun Shafira meraih banyak kejuaraan riset, dari tingkat kota, provinsi, nasional, hingga internasional.
Perjuangan Shafira untuk masuk ke sekolah impiannya, yaitu SMA N 3 Yogyakarta tidaklah mudah. Ia harus mempunyai nilai rapor dan nilai Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) yang bagus. Namun, keterampilan yang Shafira miliki dalam berorganisasi juga sangat bermanfaat bagi proses pendidikannya.
Pada tahun 2022 hingga 2023, Shafira berhasil mencetak 9 prestasi. Prestasi yang paling berkesan baginya adalah Special Award National Young Inventors Award (NYIA) oleh Nanotech dan Badan Riset Inovasi Nasional 2022, Medali Emas Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Yogyakarta 2022, dan Medali Perak World Invention Competition & Exhibition (WICE) oleh Indonesian Young Scientist Association 2023.
Shafira memutuskan akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. “Dengan beberapa prestasi dan pengalaman organisasi yang saya miliki, saat ini saya ingin sekali mendaftar Beasiswa Indonesia Maju Persiapan tahun 2024. Dengan melihat minat (passion) dan kelebihan saya dalam manajerial, saya berencana ingin melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi dan akan mengambil jurusan Teknik Industri,” ungkap Shafira.
Walaupun begitu, Shafira mengalami kesulitan dalam mengatur waktu, pikiran, dan tenaganya antara studi, kegiatan di luar akademik, dan prestasi nonakademik, tetapi ia mencoba untuk memecahkan masalah tersebut tanpa mengorbankan salah satunya.
Sebagai anak muda berprestasi, ia berpesan pada para generasi muda. “Pesan saya pribadi untuk generasi muda, yaitu kita sebagai generasi muda yang sudah mendapatkan kemudahan fasilitas, akses pendidikan, dan akses informasi yang baik, marilah memanfaatkannya secara benar. Belajar dengan sungguh-sungguh, temukan passionmu untuk menjadi sumber kekuatanmu, menjadi orang yang adaptif, dan mau belajar dalam segala situasi dan keadaan,” pesan Shafira.
Terkait Kurikulum Merdeka Belajar, Shafira menyebutkan beberapa kendala yang ia rasakan, yaitu kesiapan guru di setiap sekolah tidak sama, kesiapan infrastruktur sekolah yang tidak sama, kebutuhan dana yang kurang mencukupi, standar kegiatan dan pencapaian yang tidak sama, dan adanya terpecahnya fokus siswa.
“Dengan kendala-kendala tersebut, besar harapan saya, dalam penerapannya Kurikulum Merdeka mempunyai kesamaan antara satu sekolah dengan yang lainnya. Kurikulum Merdeka ini membuat siswa berpikir lebih kritis, tidak hanya mengandalkan pelajaran di dalam kelas,” tambah Shafira.
Berkat belajar, berorganisasi, dan mengikuti berbagai perlombaan, Shafira mampu berpikir kritis dan strategis, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi terbaik dengan meminimalkan risiko
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id
Diunggah : d.y.w