Mendengar Keluh Kesah dan Harapan Guru PAUD Honorer
Penulis : Aulia Syifa Rahmadani
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
Tribuana News, Tasikmalaya -- Di balik senyum ceria anak-anak usia dini, terdapat sosok guru yang tak kenal lelah mendidik mereka. Di Indonesia, lebih dari 460.200 guru PAUD bekerja setiap hari untuk memberikan fondasi yang kuat bagi generasi penerus. Namun, sayangnya, banyak di antara mereka yang berstatus honorer dan menghadapi tantangan kesejahteraan yang signifikan. Gaji yang minim, status kerja yang tidak jelas, dan terbatasnya fasilitas menjadi kendala utama bagi para pahlawan tanpa tanda jasa ini.
Seperti yang kita ketahui, guru PAUD tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mengajarkan anak untuk membentuk karakter, moral, serta sosial anak. Di usia anak yang masih sangat kecil bagaikan kertas putih bersih, guru PAUD berperan sebagai figur penting dalam membimbing anak-anak melalui proses bermain sambil belajar. Mereka mengajarkan anak-anak untuk mengenal norma dan budi pekerti, berinteraksi dengan lingkungan sekitar sekolah, dan membangun rasa percaya diri ketika bersosialisasi.
Meskipun terdapat banyak peran guru PAUD yang begitu penting, sering kali mereka tidak mendapatkan perhatian yang layak, khususnya guru PAUD honorer. Mulai dari pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, serta perhatian yang mereka berikan sering kali tidak sebanding dengan timbal balik yang mereka terima. Salah satu keluhan terbesar guru PAUD honorer adalah masalah kesejahteraan. Banyak sekali dari mereka yang menerima gaji yang jauh dibawah kata “layak”. Bahkan, tidak sedikit mereka mempeoleh gaji honor berdasarkan ketersediaan dana sekolah yang ada. Dengan penghasilan yang jauh dari kata “layak”, yaitu berkisar antara 250-400 ribu per bulan, para guru PAUD honorer ini kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak setimpal dengan dedikasi serta pengabdiannya kepada sekolah.
Selain keluhan mengenai gaji honor yang tidak sesuai dengan dedikasi yang diberikan, status sebagai guru PAUD honorer menambah tekanan. Mereka tidak memiliki jaminan kerja jangka panjang dan kecil kesempatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada waktu dekat ini, banyak sekali berita yang tersebar mengenai guru PAUD honorer memiliki peluang kecil untuk menjadi PNS, terutama guru PAUD honorer yang memiliki masa kerja di sekolah swasta. Karena pemerintah mengutamakan guru PAUD honorer yang mengajar di Lembaga PAUD berstatus Negeri untuk menjadi ANS atau PPPK.
Dari berbagai tantangan dan kesejahteraan yang tidak sesuai dengan pengabdiannya, para guru PAUD honorer tetap memiliki harapan mengenai kesejahteraan mereka. Salah satu harapan utama mereka yaitu peningkatan kesejahteraan, baik itu berupa finansial dan tuntutan yang diberikan oleh Negara. Mereka berharap, Negara dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan. Perhatian yang diharapkan dari Negara itu seperti peningkatan gaji honor dan tunjangan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi yang mereka harapkan agar mereka dapat bekerja dengan lebih tenang dan fokus tanpa harus memikirkan kesulitan dalam finansial. Guru PAUD honorer juga berharap adanya kepastian untuk status kepegawaian. Program pengangkatan guru PAUD honorer menjadi pegawai tetap Negara atau PNS merupakan suatu harapan yang paling besar dan terus dinanti oleh mereka. Dengan status yang jelas dan diakui, mereka dapar lebih percaya diri serta optimal dalam berkontrobusi mengabdi pada Lembaga PAUD.
Guru PAUD merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Terutama guru PAUD yang masih memiliki status sebagai guru honorer merupakan salah satu contoh pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak pernah mengeluh atas pengabdiannya kepada sekolah.
Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan guru PAUD honorer melalui peningkatan gaji, jaminan sosial, dan peluang untuk menjadi PNS atau PPPK. Investasi pada pendidikan anak usia dini adalah investasi pada masa depan bangsa.